BASISNEWS – Pakar marketing Tung Desem Waringin positif COVID-19 pada tanggal 4 April lalu. Kini, ia sedang berjuang untuk memulihkan diri sambil melakukan terapi minyak kelapa. Benarkah minyak kelapa bisa mengobati infeksi akibat virus corona?
Lewat akun Instagram pribadinya, ia mengunggah rekaman suara tentang bagaimana gejala yang dirasakan, kapan ia terdiagnosis, hingga hal-hal yang ia lakukan untuk memulihkan diri. Ia diketahui tengah dirawat di Rumah Sakit Siloam Kelapa Dua, Tangerang, Banten.
Meski diagnosis positif COVID-19 100 persen didapat pada 4 April lalu, tetapi gejala sudah dirasakan sejak 18 Maret, yakni berupa pusing, demam, dan badan ngilu.
Ia kemudian menjalani tes darah dan foto paru-paru hingga dua kali. Pertama pada tanggal 23 Maret, dengan hasil 95 persen positif COVID-19.
Berbarengan dengan itu, ia pun menjalani tes swab. Hasilnya baru keluar pada tanggal 30 Maret, yaitu cenderung positif.
Meski begitu, hasil tes darah dan paru-paru yang dilakukan kedua kali menunjukan 90 persen COVID-19. Akhirnya ia memutuskan untuk dirawat di rumah sakit karena keluhan yang ia rasakan tak membaik.
Tanggal 1 April, TDW menjalani tes swab kedua. Dari situ ia dikonfirmasi positif COVID-19.
Meski terinfeksi virus corona, Tung Desem mengaku akan membantu perawat yang merawatnya dengan menjadi pasien yang gembira. Ia meyakini, rasa gembira bisa meningkatkan sistem imun dan mempercepat penyembuhan.
Terapi Minyak Kelapa Melawan Virus Corona
Ketika masih belum terdiagnosis positif virus corona, TDW mengaku terapi minum minyak kelapa murni membantu meredakan gejala yang dirasakannya.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya rutin meminum minyak tersebut hingga sekarang, di luar obat-obatan yang diberikan oleh dokter.
Anda mungkin jadi bertanya-tanya, apa iya minyak kelapa bisa jadi obat pemulihan diri dari infeksi virus corona?
Ternyata, tim peneliti di Filipina akan memulai studi untuk mencari tahu kemungkinan manfaat VCO bagi pasien penyakit yang disebabkan oleh virus corona strain baru, SARS-CoV-2.
Studi dengan judul “Virgin Coconut Oil and Omega-3a Adjunctive Therapy for Hospitalized Patients with COVID-19” tersebut akan dilakukan di Philippine General Hospital dan dipimpin oleh Dr. Marissa Alejandria pada 8 April.
Hal ini disampaikan oleh Fortunato de la Peña dari Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (DOST) kepada CNN Filipina.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak kelapa dapat membantu mengurangi durasi atau keparahan gejala penyakit yang sudah menginfeksi 1.431.375 populasi dunia ini.
Fortunato mengatakan bahwa pada percobaan klinis di rumah sakit ini, minyak kelapa akan diberikan sebagai suplemen dalam rangkaian pengobatan harian pasien yang positif virus corona.
Percobaan tersebut mungkin akan berlangsung selama satu bulan atau hingga jumlah minimal pasien yang diperlukan untuk studi sudah tercapai.
Fortunato juga mengatakan, studi paralel juga akan dilakukan pada orang yang dicurigai sebagai carrier (pembawa virus) yang diisolasi di komunitas dan rumah sakit di Calabarzon dan Metro Manila.
Lembaga Penelitian Makanan dan Nutrisi DOST akan memelopori studi berbasis masyarakat. Minyak kelapa akan dicampurkan ke makanan yang diberikan ke pasien dalam pengawasan.
Bulan Februari lalu, Profesor Emeritus Fabian Antonio Dayrit dari Universitas Ateneo de Manila, Filipina, dan Dr. Mary Newport dari Spring Hill Neonatology, Amerika Serikat, mengusulkan studi klinis pada pasien positif COVID-19 dengan melibatkan minyak kelapa murni.
Katanya, terapi tersebut terjangkau dan secara umum bebas risiko, serta potensi manfaatnya pun disebut-sebut beragam.
Bukti yang sudah ada mengindikasikan bahwa minyak kelapa dan turunannya adalah senyawa antivirus yang aman dan efektif pada manusia maupun hewan.
Efektifkah?
Dokter Karin Wiradarma, M.Gizi, pernah menuliskan bahwa ada penelitian yang mendukung penggunaan kelapa.
Disebutkan bahwa 90 persen lemak yang ada dalam minyak kelapa adalah lemak jenuh, komposisinya berbeda dengan lemak hewan yang memang berisiko meningkatkan kejadian penyakit jantung.
Lebih dari 50 persen lemak jenuh pada minyak kelapa adalah jenis yang berbeda (terutama asam laurat), sehingga justru berpotensi melindungi tubuh dari penyakit jantung, diabetes, serta kanker. Selain itu, ada pula peran dalam melawan infeksi virus, bakteri, dan jamur.
Hingga kini, masih belum ada obat yang terbukti dapat menyembuhkan pasien dari COVID-19. Semoga saja penelitian tentang penggunaan minyak kelapa yang dijelaskan tadi berbuah manis dan dapat membantu pasien untuk pulih. (sumber: klikdokter)
Mie Aceh Samudra Manggarai Kuliner Khas Aceh Menggugah Selera
Jakarta, Harian Basis - Mie Aceh Samudra Manggarai merupakan makanan khas dari Nangroe Aceh Darussalam, dan menjadi salah satu kuliner...