Jakarta – BASIS
Neta S Pane Ketua Indonesia Police Watch (IPW) menilai penangkapan Ketua DPRD Muara Enim Aries HB dan Plt Kepala Dinas PUPR Kabupaten Muara Enim Ramlan Suryadi hasil sinergi KPK dan Polri.
Menurutnya, kedua tersangka itu dipantau secara intensif dan ditangkap saat bergerak ke Palembang, Sumatera Selatan.
“Penangkapan Ketua DPRD dan eks Kepala Dinas PUPR ini adalah hasil kerja apik intelijen KPK dan Polri tanpa perlu melakukan penyadapan,” kata Neta dalam keterangannya, Rabu (29/4).
Neta menjelaskan, alasan penangkapan dua orang yang terlibat perkara mantan Bupati Muara Enim, Ahmad Yani patut dipuji.
Pertama, penangkapan keduanya tanpa kehebohan. Kemudian, Ketua DPRD Enim Aries HB berasal dari PDIP, partai penguasa.
“Kedua, tersangka korupsi itu adalah Ketua DPRD dari partai penguasa PDIP,” terangnya.
Selain itu, kata Neta, operasi KPK di bawah kepemimpinan Firli itu dilakukan di kampung halamannya, Sumsel. Kemudian, KPK tetap bekerja menangkap koruptor di tengah pandemi virus corona atau covid-19.
“Sumsel adalah kampung halaman Firli, sepertinya Firli hendak membersihkan kampung halamannya terlebih dahulu.
Keempat, penangkapan itu adalah pengembangan dari sidang pengadilan Tipikor.
Kelima, penangkapan ini dilakukan KPK di tengah maraknya wabah Corona. Artinya di tengah wabah virus, jajaran KPK tetap bekerja serius memburu para koruptor,” terang dia.
Dia lantas membandingkan, cara kerja penangkapan KPK yang dikomandoi Firli dengan Agus Rahardjo.
Menurutnya, KPK era Agus tidak bekerjasama dengan Polri karena khawatir operasi mereka terbongkar.
“Tidak seperti KPK era sebelumnya di mana aparatur lembaga anti rasuah ini merasa superioritas bekerja sendiri dengan alasan operasinya khawatir ‘bocor’,” tandas dia.
Reporter : Hen
Kompolnas RI Apresiasi Langkah Cepat Polda NTB dalam Kasus Kekerasan Seksual IWAS
Jakarta, HarianBasis - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Gufron, menyampaikan apresiasi atas langkah cepat dan responsif yang dilakukan Kepolisian Daerah...