Jakarta – BASIS |
Salam rempug, di pangkalan ojek, Udin dan Semprul lagi berdebat soal Lailatul Qadar. Menurut Udin, mustahil Semprul yang tidak berpuasa bisa mendapatkan keistimewaan Lailatul Qadar. Namun begitu, saat Semprul beralasan bahwa ketika Allah menghendaki, maka tidak ada yang mustahil baginya untuk bisa mendapatkan keistimewaan tersebut, Udin terdiam.
Mamat yang baru saja tiba sehabis mengantar penumpang langsung ikut menanggapi perdebatan keduanya. Kata Mamat begini:
“Eh Semprul sebetulnya gak salah kalo loe ngomong begitu, tapi terlalu naif. Meski keistimewaan Lailatul Qadar sangat tergantung pada kehendak Allah dan siapapun berkesempatan yang sama, tapi kalo pake pikiran waras mah sama juga ngimpi tengah hari bolong loe.
Kalo lampu loe gak ada sumbu dan minyaknya, bagaimana bisa ngebayangin api. Kalo gelas loe retak, jangan ngayal tuangan minuman.
Suatu operator seluler dah banyak bikin menara penguat sinyal, tapi receiver hape loe rusak, tetap aja gak bakalan menerima sinyal.
Jadi, loe benerin dulu receiver spiritualitas loe dengan berpuasa, bersihin karat-karatnya dengan keikhlasan dan kesabaran serta perkuat daya serapannya dengan keimanan, maka loe bisa menerima sinyal keistimewaan Lailatul Qadar.”
#RamadhanDirumahAja
Reportet : Aceng
MenPAN-RB Apresiasi Sistem Pemantauan Arus Mudik-Balik Lebaran Idul Fitri 1446 H Milik Korlantas: Reformasi Birokrasi dalam Transformasi Digital
Jakarta, HarianBasis - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho S.H, M.Hum menerima kunjungan MenPAN-RB Rini...